PENGETAHUAN BELA DIRI

on Saturday, October 19, 2013

Selain mengembangkan kekuatan dan kelincahan fisik, bela diri juga mengembangkan mental dan kepribadian. Ada di antaranya yang timbul karena pendidikan, ada pula yang timbul secara alami.

Contoh sikap mental yang timbul karena pendidikan misalnya pengendalian diri, berani, disiplin, sebagaimana pernah saya bahas sebelumnya. Adapun contoh yang alami adalah percaya diri, optimis, dan pantang menyerah.

Setelah Anda belajar bela diri selama beberapa bulan, Anda mulai menyadari bahwa ternyata Anda lebih bisa membela diri daripada yang Anda kira sebelumnya. Anda merasakan ternyata Anda lebih tangguh, lebih kuat, lebih terampil, dan lebih gesit daripada sebelumnya. Anda tidak takut lagi seandainya terjadi serangan fisik kepada Anda. Anda juga merasakan wawasan Anda terbuka lebar. Semua ini menumbuhkan rasa percaya diri di dalam diri Anda.

Memang pada permulaannya percaya diri yang timbul adalah percaya diri untuk bertarung. Namun jika Anda sadari bahwa ternyata Anda mampu mempelajari bela diri di suatu bidang, berarti Anda juga mampu menguasai bidang-bidang kehidupan lainnya. Semua ini terjadi karena percaya diri Anda telah tumbuh dan berkembang.

Demikianlah hubungan antara bela diri dan percaya diri. Mudah-mudahan ada gunanya bagi para pecinta bela diri.

Kalau kita memilih bela diri berdasarkan minat saja tanpa mendalami masalahnya, tampaknya mudah. Karate itu gagah, dan fisik saya kuat. Jadi saya cocok kalau memilih bela diri Karate. Itulah contoh pemilihan berdasarkan minat.

Namun kalau Anda sudah lama berkecimpung di bidang bela diri dan memahami seluk-beluknya, Anda akan mengerti bahwa ini adalah pilihan yang rumit. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Salah pilih berarti membuang waktu beberapa tahun dan menyia-nyiakan bakat dan prestasi yang seharusnya Anda capai.

Faktor pertama yang perlu dipertimbangkan adalah bakat. Karena bakat itu terpendam, kitalah yang mesti menggalinya. Adapun cara memperkirakan bakat bela diri dapat Anda baca dan pahami artikel saya dahulu: Memilih Bela Diri Berdasarkan Bakat (Mei 2009).

Faktor kedua yang patut dipertimbangkan adalah jenis otot. Anda mesti mengetahui otot mayoritas mana yang Anda miliki, otot oksida atau otot non oksida. Sesudah Anda mengetahuinya, Anda bisa memilih kategori bela diri yang sesuai. Untuk penjelasan lebih lanjut, bacalah artikel saya dahulu: Memilih Bela Diri Berdasarkan Jenis Otot, dan: Dua Kategori Ilmu Bela Diri (Mei 2009).

Namun boleh saya sisipkan bahwa otot orang Indonesia umumnya adalah otot oksida. Sehingga kategori bela diri yang sesuai adalah Bela Diri Renggang. Tidak mengherankan jika bela diri Karate dan Tae Kwon Do cocok bagi orang Indonesia.

Faktor ketiga yang mungkin dipertimbangkan adalah tujuan Anda belajar bela diri. Bila untuk pembelaan diri, Anda bisa memilih bela diri yang berat. Bila untuk olahraga, Anda bisa memilih bela diri yang ringan. Bila untuk pekerjaan, pilihlah bela diri yang dirancang khusus untuk pekerjaan Anda tersebut.

Demikianlah tiga faktor utama yang mesti dipertimbangkan untuk memilih bela diri yang sesuai. Memang rumit dan perlu kajian yang mendalam. Namun bisa memberikan gambaran bagaimana seharusnya memilih bela diri yang sesuai. Mudah-mudahan ada gunanya bagi para pecinta bela diri. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2zUZI3hyphenhyphen6q65N3kB6xRu76Mcu2OhdXOA9U4coqniK_g85R-bQvdbHHtrkwtaVM4-y75pWuPfXdz6MvYxp3Acyjht1jhRUZHMhSfswNhX_idEi0eFs33vZoSl8TUgTr4elNVXx6-PZoMA/s200/pisau.jpg
Suatu hari saya membaca koran di rumah. Di sebuah artikel, seorang ahli senjata berpendapat bahwa sebagian senjata dan peralatan perang sekarang ini adalah turunan dari senjata/peralatan perang zaman dahulu. Misalnya rompi anti peluru idenya diambil dari baju besi zaman pertengahan. Perisai taktis yang sering digunakan polisi idenya diambil dari perisai perang zaman dahulu.

Lebih menarik lagi, ia menyebutkan sebuah senjata yang menurutnya adalah senjata sepanjang masa. Dari zaman purba, zaman pertengahan, awal zaman moderen, sampai zaman nuklir sekarang ini masih dibawa tentara di pinggangnya. Walaupun bukan sebagai senjata utama. Senjata ini adalah pisau.

Lantas Anda mungkin bertanya,"Pak Hairan, apa hubungannya pisau sebagai senjata dengan bela diri?'.

Tentu saja ada. Mengingat pisau digunakan sepanjang masa sebagai senjata pertempuran atau pertarungan, setidaknya ada 3 hal yang perlu kita pelajari di sini.

Pertama, melawan pisau dengan tangan kosong. Kedua, menggunakan pisau melawan pisau. Ketiga, menggunakan pisau melawan senjata-senjata lainnya.

Praktisi bela diri, pelajarilah 3 hal di atas. Mengingat pisau adalah senjata yang praktis dan dibawa baik oleh tentara maupun kriminal. Senjata pertarungan sepanjang masa.

Sepanjang sejarah, bela diri menerima pengaruh dari berbagai faktor. Misalnya moral, norma, budaya, dan agama. Dan agama yang paling berpengaruh di dalam bela diri adalah agama Budha, mengingat lahirnya bela diri di dalam ruang lingkup agama tersebut. Jadi hubungan agama Budha sangat erat dengan bela diri, sebagaimana pernah saya singgung di dalam artikel (Bela Diri: Arti Luas dan Arti Sempit) dan (Kung Fu Shaolin: Akar Bela Diri).

Bagaimana dengan agama Islam? Apakah ada hubungannya?

Jika kita lihat sepintas saja, tampaknya tak ada hubungannya. Bela diri di zaman Nabi Muhammad yang populer adalah gulat dan permainan pedang, bukan bela diri kategori "martial art". Paling-paling kita menemukan bahwa Pencak Silat mulai digunakan oleh para kiai di pondok pesantren sejak abad ke-15. Itu saja.

Namun jika kita dalami, kita akan menemukan hubungan yang erat antara bela diri dan agama Islam. Setidak-tidaknya ada 3 hubungan di antaranya.

Agama Islam mewajibkan penganutnya menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Puasa intinya pengendalian diri. Bela diri juga mengajarkan pengendalian diri. Inilah hubungan yang pertama.

Di dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad bersabda," Ajarilah anak-anakmu tiga perkara. Berenang, berkuda, dan memanah". Salah satu tafsiran dari memanah ialah belajar sesuatu untuk membela diri. Inilah hubungan yang kedua.

Di dalam hadits lainnya, Nabi Muhammad bersabda," Seorang mukmin yang kuat akan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah". Salah satu tafsiran kuat di sini adalah kuat fisik. Bela diri mengajarkan pengikutnya supaya sehat dan kuat fisiknya. Inilah hubungan yang ketiga.

Demikianlah tiga hubungan bela diri dengan agama Islam. Mungkin masih banyak hubungan lainnya, tetapi kita belum tahu. Besok adalah Tahun Baru Hijriyah. Penerbit blog ini, Khairan Noor, mengucapkan Selamat Tahun Baru 1434 Hijriyah. Semoga agama kita menjadi lebih baik di tahun baru ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRQqECZXkByC_ENjZaFa5rx0c4T4OZlZK4QfGzdsGE2R5e6P2jqcZemBDWvETa8SX-5HElFtq7WmxD2Q7Y3YCa_rafLLvZkfwv1G6j7_oM-gfMeqELakd2ynccI_SimTtIrCKqXF0RJc/s200/pendekar.jpeg
Bela diri tidak hanya mengajarkan kuat fisik dan pandai bertarung, tapi juga sejumlah sikap mental. Salah satu di antaranya adalah berani. Kita sudah membahas pengertian dan ruang lingkupnya di artikel saya dahulu, tetapi kita belum membahas faktor-faktor penyebabnya. Kali ini kita akan membahas secara rinci masalah ini.

Menurut pendapat saya, ada 3 faktor penyebab manusia menjadi berani mengadakan kontak fisik.

Pertama, merasa punya kelebihan dibanding lawannya. Misalnya merasa fisiknya lebih kuat. Merasa punya senjata yang hebat. Merasa punya ajian seperti ajian kebal atau tenaga dalam. Atau merasa punya kepandaian bela diri. Dan masih banyak kelebihan lainnya yang menyebabkan manusia menjadi berani.

Kedua, menang jumlah. Secara psikologis, manusia jadi berani kalau berjumlah banyak. Misalnya lawannya cuma 1 orang, sedangkan ia dan teman-temannya 10 orang. Jumlah salah satu hal atau faktor yang menyebabkan manusia jadi berani.

Ketiga, ia berani karena mengira lawannya takut terhadapnya. Walaupun terdengar aneh, saya melihat ini pernah terjadi.

Sekarang mari kita dalami masalah ini. Berani yang disebabkan faktor ketiga adalah berani yang bodoh, karena didasarkan pada anggapan yang belum tentu benar. Jika ternyata lawannya tidak takut, otomatis keberaniannya lenyap dengan sendirinya.

Sedangkan berani yang disebabkan faktor kedua adalah berani yang relatif atau tidak tetap. Jika ia terpisah dari teman-temannya, maka keberaniannya juga akan lenyap.

Jadi praktisi bela diri, berani karena faktor pertama-lah yang terbaik karena bersifat tetap dan logis. Kita tidak takut bertarung dengan siapapun dalam situasi apapun, karena kita mempunyai kelebihan berupa kepandaian bela diri. Kita terlatih baik untuk bertarung di dalam berbagai situasi dan kondisi. Jadilah berani karena Anda adalah seorang ahli bela diri.

Selain mengajarkan kuat fisik dan pandai bertarung, bela diri juga mengajarkan sikap mental. Sikap mental tersebut antara lain pengendalian diri, berani, disiplin, jantan, satria, dan lain-lain. Saat ini kita membahas sikap mental disiplin terlebih dahulu.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online (www.kamusbahasaindonesia.org), disiplin berarti:
1) tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb)
2) ketaatan (kepatuhan) kpd peraturan (tata tertib dsb)
3) bidang studi yg memiliki objek, sistem, dan metode      tertentu

Menurut pendapat saya, pengertian disiplin di dalam bela diri mengacu kepada pengertian nomor 1 dan nomor 2. Memang pada dasarnya bela diri itu adalah aturan untuk ditaati. Aturan teknik bertarung seperti aturan cara memukul, menendang, menangkis, menghindar, mengunci, membanting, dan lain-lain. Aturan tata krama seperti aturan bergaul dengan guru, saudara seperguruan, dan orang lain. Aturan bersikap seperti tahu kapan waktunya bertarung dan kapan bersabar. Aturan taktis seperti taktik melawan musuh keroyokan, taktik melawan musuh bersenjata, taktik satu lawan satu, dan lain-lain. Dan masih banyak aturan lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu.

Namun dari semua aturan atau disiplin di atas, yang paling penting adalah disiplin di dalam latihan dan disiplin di dalam pertarungan.

Disiplin di dalam latihan penting karena menentukan kualitas kemampuan bela diri seorang siswa. Tidak hanya cabang olahraga bela diri, hal ini juga berlaku di semua cabang bela diri. Atlet yang tidak disiplin berlatih kualitasnya jelas di bawah atlet yang disiplin berlatih. Di dalam konteks bela diri, ini bisa berakibat fatal. Dengan kemampuan bela diri yang kurang optimal, Anda lebih besar kemungkinannya kalah di dalam pertarungan sebenarnya. Artinya Anda bisa cedera, terluka, atau bahkan tewas.

Disiplin di dalam pertarungan merupakan disiplin yang paling penting, karena menentukan hidup mati. Ada dua disiplin di sini. Disiplin sebelum pertarungan dan disiplin saat pertarungan. Saat belum bertarung, baru ada gejala-gejalanya, Anda mesti waspada memperhatikan tangan lawan. Apakah memegang senjata atau tidak. Saat bertarung, jangan memberi lawan kesempatan. Langsung gunakan teknik/jurus andalan untuk melumpuhkannya. Untuk penjelasan lebih rinci, silakan baca artikel saya dahulu: Rahasia Memenangkan Pertarungan Maut.

Demikianlah pengertian disiplin di dalam bela diri menurut pendapat saya. Mudah-mudahan dapat dipahami dan berguna bagi para pecinta bela diri.

Di bawah surga, kita tahu bahwa yang baik itu baik dan yang jahat itu jahat karena adanya setan. Dan si cantik dikatakan cantik karena ada yang jelek.

Demikian pula bela diri. Bela diri sebenarnya adalah ilmu yang jahat di dalam ruang lingkup kekerasan. Di mana yang dipikirkannya adalah cara-cara yang kejam, bagaimana lawan secepat mungkin dilumpuhkan.

Namun dengan belajar bela diri kita justru mendapatkan manfaat positif di dalamnya. Bela diri mengajari kekuatan dan kelincahan fisik. Membentuk mental dan kepribadian kita dengan mengajarkan percaya diri, pantang menyerah, pengendalian diri, berani, disiplin, jantan, satria, dan masih banyak sikap mental lainnya.

Ibarat pisau, bela diri tergantung pemakainya. Pisau bisa digunakan untuk kebaikan, bisa pula untuk kejahatan.

Yang menarik, sejarah mencatat bahwa seorang pendeta-lah yang mengembangkan seni bela diri. Bukan seorang jenderal atau seorang satria. Tujuannya pun bukan untuk perang, melainkan untuk keselamatan diri. Mengingat Jalur Sutera saat itu dipenuhi perampok kejam, sedangkan pendeta Budha sering melintasinya untuk tujuan belajar agama.

Demikianlah kata-kata penutup blog ini. Mudah-mudahan posting atau artikel yang sudah saya tulis memberikan manfaat bagi para pembaca. Walaupun blog ini bisa diibaratkan setitik air di dalam lautan ilmu bela diri yang luas. Saya, Khairan Noor, penerbit blog ini mengucapkan terima kasih karena Anda telah membaca tulisan saya. Selamat berlatih.

Read More......

Arti Kata Yang Indah Dalam Islam

on Friday, October 18, 2013


Saw merupakan singkatan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam, sebuah lafaz yang disunnahkan keadaan kita untuk mengucapkannya ketika menyebut nama Rasulullah SAW. Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya. Perintah untuk bershalawat kjepada Rasulullah SAW merupakan perintah dari Al-Quran yaitu " Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ."(QS. Al-ahzab : 56)

As biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Alaihis Salam yang bermakna Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya. Ungkapan ini biasanya diberikan kepada para nabi dan Rasul termasuk juga para malaikat. " Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul."(QS. Ash-Shaffaat : 181)

Ra biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha / `anhum. Lafaz ini juga merupakan ungkapan dan doa yang disematkan kepada para shahabat Rasulullah SAW. Maknanya adalah Semoga Allah meredhainya. Bila kata terakhirnya `anhu maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki. Bila kata terakhirnya `anhum maka dhamirnya mereka (jama`) dan bila kata teakhirnya `anha maka dhamirnya untuk dia seorang wanita.

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."
(QS. At-Taubah : 100)
"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat."
(QS. Al-Fath : 18)
Azza wa Jalla dan Jalla Jalaluhu adalah dua ungkapan yang disematkan pada lafaz Allah selain Ta`ala. Lafaz `Azza makanya adalah yang Maha Aziz atau Perkasa. Sedangkan lafaz Jalla maknanya adalah Agung.

" ... maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(QS. Al-Baqarah : 209)" Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran / keagungan dan kemuliaan."
(QS. Ar-Rahman : 27)

Naudzubillahi mindzalik adalah ungkapan meminta perlindungan kepada Allah dari bahaya atau madharat sesuatu hal. "... maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."(QS. Al-Mu`min : 56)

Wallahu a'lam bishshowab adalah uangkapan untuk menyatakan bahwa kita mengembalikan kebenaran itu hanya kepada Allah. Makna lafaz itu adalah Dan hanya Allah saja lah yang lebih mengetahui kebenarannya. " ... dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui."(QS. Yusuf : 76)
Jazzakumullah Khoiran Katsiro maknanya adalah Semoga Allah memberikan balasan kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak. Ungkapan ini adalah bentuk doa dan sekaligus rasa sykur kepada manusia yang telah berjasa kepada kita. Ungkapan ini lebih sempuirna dari sekedar mengucapkan kalimat terima kasih. Karena didalamnya selain ungkapan terima kasih juga ada doa untuk memberikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi. " Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan."(QS. Al-Kahfi : 44)


sumber

Read More......