Kondisi
Pendidikan Di Indonesia
Pembukaan
Hallo semuanya,
Tulisan ini didedikasikan hanya untuk bangsa tercinta kita, yaitu Indonesia. Betapa semrawutnya kondisi saat ini tidak seharusnya menumpulkan harapan kita akan masa depan yang lebih baik. Tulisan ini tidak bermaksud menggurui ataupun menyalahkan. Kita bertukar pikiran hanya untuk mencari solusi terbaik, siapa tahu solusi ini bisa diimplementasikan dalam kondisi riil.
Tulisan, tanggapan, pengetahuan, artikel rekan-rekan sangat diharapkan sekali agar wawasan kita semua bertambah. Saya selaku pemilik blog ini sangat bisa jadi memiliki banyak kelemahan (seperti keahlian menulis yang masih amatiran!). mungkin ini semua bisa di-cover oleh rekan-rekan semuanya.
Baik, partisipasi rekan-rekan dalam blog ini sangat dinantikan. Selamat membaca!
Tulisan ini didedikasikan hanya untuk bangsa tercinta kita, yaitu Indonesia. Betapa semrawutnya kondisi saat ini tidak seharusnya menumpulkan harapan kita akan masa depan yang lebih baik. Tulisan ini tidak bermaksud menggurui ataupun menyalahkan. Kita bertukar pikiran hanya untuk mencari solusi terbaik, siapa tahu solusi ini bisa diimplementasikan dalam kondisi riil.
Tulisan, tanggapan, pengetahuan, artikel rekan-rekan sangat diharapkan sekali agar wawasan kita semua bertambah. Saya selaku pemilik blog ini sangat bisa jadi memiliki banyak kelemahan (seperti keahlian menulis yang masih amatiran!). mungkin ini semua bisa di-cover oleh rekan-rekan semuanya.
Baik, partisipasi rekan-rekan dalam blog ini sangat dinantikan. Selamat membaca!
Latar Belakang
Realitas saat ini, masih
banyak siswa yang belum memiliki pribadi yang baik, tidak memiliki tata krama
ketika berbicara dengan gurunya, bahkan secara terang-terangan berani melawan
atau pun membantah nasihat guru. Sungguh ironi yang perlu dituntaskan sampai ke
akar-akarnya. Peran orang tua juga harus ikut mendukung, di rumah siswa harus
diajari tata krama yang baik, sopan santun, maupun diajari tutur kata yang
lemah lembut. Sampai saat ini, pada tahun 2012 kesadaran siswa terhadap tata
krama semakin berkurang. Bahkan sikap nyapu
rancang dalam bahasa jawa pun sebagian besar mereka tidak tahu.
Dari tahun ke tahun, ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dan maju. Negara Indonesia harus mampu
bersaing dengan negara-negara yang lain. Perlu kita ketahui sebuah negara
dikatakan maju bila pendidikan di negara tersebut juga maju. Nah saat ini,
kesadaran siswa akan kewajibannya untuk belajar semakin hilang. Mereka hanya
ingin sesuatu yang instan tanpa berusaha dengan gigih. Alhasil ketika menilik
nilai semesteran yang baru selesai dilaksanakan. Sebagian besar dari mereka
harus melakukan remidi untuk memperbaiki nilainya. Sungguh PR besar yang harus
dilakukan baik oleh orang tua maupun guru di sekolah tersebut jika ingin negara
Indonesia tidak tertinggal dengan negara lainnya.
Hakikat
Pendidikan
Apa sih hakikat pendidikan? Apakah tujuan
yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan?
Agak
miris lihat kondisi saat ini. Institusi pendidikan tidak ubahnya seperi
pencetak mesin ijazah. Agar laku, sebagian memberikan iming-iming : lulus
cepat, status disetarakan, dapat ijazah, absen longgar, dan sebagainya. Apa
yang bisa diharapkan dari pendidikan kering idealisme seperti itu. Ki Hajar Dewantoro
mungkin bakal menangis lihat kondisi pendidikan saat ini. Bukan lagi bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa (seperti yang masih tertulis di UUD 1945, tapi
lebih mirip mesin usang yang mengeluarkan produk yang sulit diandalkan
kualitasnya.
Pendidikan lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Bukan lagi pemikir-pemikir handal yang siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir "buruh" lah, segala macam hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan semuanya hanya demi satu kata : IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang diperlukan untuk mencari pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi bangsa yang morat-marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan sangat minim pula dalam mengajarkan moral.
Apa sebaiknya hakikat pendidikan? saya setuju dengan kata mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi, ini masih harus diterjemahkan lagi dalam tataran strategis/taktis. kata mencerdsakan kehidupan bangsa mempunyai 3 komponen arti yang sangat penting: 1)Cerdas, 2)Hidup, 3)Bangsa.
Pendidikan lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Bukan lagi pemikir-pemikir handal yang siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir "buruh" lah, segala macam hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan semuanya hanya demi satu kata : IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang diperlukan untuk mencari pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi bangsa yang morat-marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan sangat minim pula dalam mengajarkan moral.
Apa sebaiknya hakikat pendidikan? saya setuju dengan kata mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi, ini masih harus diterjemahkan lagi dalam tataran strategis/taktis. kata mencerdsakan kehidupan bangsa mempunyai 3 komponen arti yang sangat penting: 1)Cerdas, 2)Hidup, 3)Bangsa.
(1)Tentang Cerdas
Cerdas
itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
real. Cerdas bukan berarti hapal seluruh mata pelajaran, tapi kemudian
terbengong-bengong saat harus menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Cerdas
bermakna kreatif dan inovatif. Cerdas berarti siap mengaplikasikan ilmunya.
(2)Tentang Hidup
Hidup
itu adalah rahmat yang diberikan oleh Allah sekaligus ujian dari-Nya. Hidup itu
memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan melakukan hal-hal yang terbaik
untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti merenungi bahwa suatu hari kita
akan mati, dan segala amalan kita akan dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Patut
dijadikan catatan, bahwa jasad yang hidup belum tentu memiliki ruh yang hidup.
Bisa jadi, seseorang masih hidup tapi nurani kehidupannya sudah mati saat
dengan snatainya dia menganiaya orang lain, melakukan tindak korupsi, bahkan
saat dia membuang sampah sembarangan. Filosofi hidup ini sangat sarat akan
makna individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan
seorang manusia, memberikannya makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral
dan tujuan hidup.
(3)Tentang Bangsa
Manusia
selain sesosok individu, dia juga adalah makhluk sosial. Dia adalah komponen
penting dari suatu organisme masyarakat. Sosok individu yang agung, tapi tidak
mau menyumbangkan apa-apa apa-apa bagi masyarakatnya, bukanlah yang diajarkan
agama maupun pendidikan. Setiap individu punya kewajiban untuk menyebarkan
pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha meningkatkan derajat kemuliaan
masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika masyarakat.
Siapakah masyarakat yang dimaksud disini? Saya setuju bahwa masyarakat yang
dimaksud adalah identitas bangsa yang menjadi ciri suatu masyarakat. Era
globalisasi memang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan, karena segala sesuatunya
terasa dekat. Saat terjadi perang Irak misalnya, seakan-akan kita bisa melihat
Irak di dalam rumah. Tapi masalahnya, apakah kita mampu berperan aktif secara nyata
untuk Irak (selain dengan doa ataupun aksi)? Peran aktif kita dituntut untuk
masyarakat sekitar...dan siapakah masyarakat sekitar? tidak lain adalah
individu sebangsa.
inilah
sekelumit tulisan yang saya jadikan pokok pemikiran buat apa itu hakikat
pendidikan sebenarnya.
Sulitnya Peningkatan Mutu Pendidikan
Beberapa faktor yang mengakibatkan mutu
pendidikan sulit untuk ditingkatkan antara lain:
1. Kebijakan dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational
production function yang tidak konsekuen.
2. Penyelenggaraan
pendidikan secara sentralistik dan Jawa sentris. Keputusan birokrasi dalam hal
ini hampir menyentuh semua aspek sekolah, yang kadang-kadang tidak sesuai
dengan kondisi sekolah tersebut. Akibatnya, sekolah kehilangan kemandirian,
motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan lembaganya.
3. Peran serta
masyarakat dalam pengelolaan pendidikan masih kurang. Partisipasi masyarakat
dalam pendidikan hanya bersifat dukungan dana. Padahal yang lebih penting
adalah partisipasi dalam hal proses pendidikan yang meliputi; (1) pengambil
keputusan, (2) monitoring, (3) evaluasi, dan (4) akuntabilitas.
Cara Peningkatan Mutu Pendidikan
Usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan yaitu:
1. Meningkatkan
Anggaran Pendidikan
Pemerintah bertanggung jawab untuk menanggung
biaya pendidikan bagi warganya, baik untuk sekolah negeri maupun sekolah
swasta.
2. Manajemen
pengelolaan pendidikan
Manajemen pendidikan yang baik harus
memperhatikan profesionalisme dan kreativitas lembaga penyelenggara pendidikan
3. Bebaskan sekolah
dari suasana bisnis
Sekolah bukan merupakan ladang bisnis bagi
pejabat Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru maupun perusahaan swasta. Tetapi
sekolah merupakan tempat untuk mencerdaskan bangsa.
4. Perbaikan kurikulum
Penyusunan kurikulum hendaknya
mempertimbangkan segala potensi alam, sumber daya manusia maupun sarana dan
prasarana yang ada. Pendidikan demokratis harus membekali warga negara dengan
dasar yang teguh dalam sosio-ekonomis, mendorong tanggung jawab dan tindakan
yang berani di segala bidang, memerangi penyalahgunaan propaganda
5. Pendidikan Agama
Pendidikan agama di sekolah bukan sebagai
penyampaian dogma atau pengetahuan salah satu agama tertentu pada siswa tetapi
sebagai penginternasionalisasian nilai-nilai kebaikan, kerendahan hati , cinta
kasih dan sebagainya.
6. Pendidikan yang
melatih kesadaran kritis
Sikap yang kritis dan toleran, akan
merangsang tumbuhnya kepekaan sosial dan rasa keadilan. Oleh karena itu
diharapkan bisa mengatasi kemelut sosial, budaya, politik dan ekonomi bangsa
ini.
7. Pemberdayaan Guru
Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif,
terampil, berani berinisiatif serta memiliki sikap politik yang jelas.
8. Memperbaiki
kesejahteraan Guru
Guru merupakan faktor dominan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu upaya perbaikan kesejahteraan guru
perlu ditingkatkan. Dengan demikian, guru tidak hanya dituntut untuk
meningkatkan wawasan maupun mutu mengajarnya serta meghasilkan output yang baik.
Diskriminasi
Pendidikan
Diambil dari Pendidikan
murah. Rasa-rasanya kekesalan kita sudah sampai pada pencaknya. Setelah membaca
rubrik Humaniora di harianKompas edisi hari ini, aku menjadi semakin
jengkelsaja dengan kebijakan sistem pendidikan di Indonesia yang kian lama kian
wagu saja. Akhir-akhir ini rubrik Humaniora Kompas memang banyak menyoroti
tentang kondisi pendidikan di Indonesia. Diawali dengan pemberitaan mengenai
ide cemerlang dari salah seorang ketua RW di salah satu desa di Sala Tiga yang
dengan kreatifnya menggagas sebuah sekolah alternatif untuk siswa SLTP dengan
konsep sekolah terbukanya sampai pada kegilaan mungkin lebih tepat jika disebut
kebodohan dari pemerintah mengenai rancangan sistem jalur jalur pendidikan yang
baru.
Dalam sistem pendidikan yang baru ini
pemerintah akan membagi jalur pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur
formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan
perbedaan kemampuan akademik dan finansial siswa. Jalur formal mandiri
diperuntukkan bagi siswa yang mapan secara akademik maupun finansial. Sedangkan
jalur formal standar diperuntukkan bagi siswa yang secara finansial bisa
dikatakan kurang bahkan tidak mampu.
Dengan kata lain jalur
formal mandiri adalah jalur bagi siswa kaya sedangkan jalur formal standar
adalah jalur bagi siswa miskin. Konyol memang. Aku sampai tidak habis pikir
bisa-bisanya pendidikan dikotak-kotakkan berdasarkan tingkat fianansial dari
peserta didik. Dalam hal ini, pemerintah berdalih bahwa pada jalur formal
mandiri akan disediakan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu miskin agar dapat
menuntut ilmu pada jalur ini. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah berapa
banyak sich beasiswa yang disediakan…???
Pemerintah sendiri
menyatakan bahwa setidaknya akan ada lima persen siswa miskin yang bersekolah
di setiap sekolah yang menyelenggarakan jalur formal mandiri. Menurut ku ini
juga merupakan salah satu bentuk kebodohan yang lain. Coba saja kita bayangkan
seandainya ada seorang siswa miskin yang memperoleh beasiswa untuk bersekolah
di jalur formal mandiri yang nota bene tempat sekolahnya siswa kaya. Bukankah
kondisi seperti ini malah menjadikan siswa miskin ini menjadi minder dan rendah
diri. Ketika teman-temannya selalu mengenakan seragam yang bersih dan
tersetrika dengan rapi dengan menggunakan pelembut dan pewangi pakaian
sedangakan siswa miskin ini hanya mampu mengenakan seragam bekas alias hibahan
dari tetangganya, bukankah kondisi seperti ini malah menjadikan siswa miskin
ini menjadi objek tontonan bagi siswa-siswa kaya? Apakah pembagian jalur pendidikan
ini merupakan salah satu misi pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa?
Menurutku, pendidikan
adalah satu-satunya jalan bagi bangsa kita dalam mengejar ketertinggalan dengan
bangsa lain. Aku cukup salut dengan pemerintah Kamboja dan Thailand yang mulai
berbenah diri dengan berfokus pada pendidikan warga negaranya. Kedua negara ini
mulai merintis pendidikan gratis bagi warga nya. Pemerintah Kamboja sendiri
mulai mengalihkan sembilan belas persen dari total anggarannya yang biasanya
digunakan sebagai angaran militer untuk mendukung pengembangan pendidikan.
Lantas bagai mana dengan
visi dan misi pendidikan di Indonesia? Mau dibawa ke mana pendidikan di Negara
kita? Apakah pendidikan sudah menjadi barang dagangan yang nantinya
menghasilkan outputan berupa selembar sertifikat dan ijazah bukannya keahlian
dan daya analitis? Dan apakah pendidikan hanya menjadi milik dan hak orang kaya
saja?
Apakah memang orang miskin dilarang sekolah…???
Kapitalisme
Pendidikan
Sudah rahasia umum jika
pendidikan sekarang sangat mahal. Yah seperti kata buku, orang miskin dilarang
sekolah! Memprihatinkan, tapi itulah kenyataannya. Masuk TK saja bisa mencapai
ratusan ribu maupun jutaan rupiah, belum lagi kalo masuk SD-SMP-SMA-Universitas
yang favorit. Kalau dihitung, seseorang yang masuk TK sampai dengan universitas
yang favorit akan menghabiskan 100 juta lebih. Wow!
Sekolah memang harus mahal,
itulah stigma yang tertanam di benak sebagian orang, dari orang awam dan bahkan
sampai beberapa pejabat depdiknas. benarkah demikian??? Itu adalah omongan
sesat, mereka yang bicara ngelantur begitu sudah pasti tidak pernah lihat
kondisi luar. Malaysia, Jerman, bahkan Kuba sekalipun bisa membuat
pendidikannya sangat murah dan dapat diakses oleh sebagian besar lapisan
masyarakatnya.
Pendidikan yang
kapitalistik sekarang ini, yang bertujuan bisnislah yang membuat biaya-biaya
membengkak. Pendidikan diserahkan sebagian kontolnya kepada swasta karena
pemerintah yang kurang becus. Ada baiknya swasta ikut mengatur pendidikan
sehingga masyarakat pun bisa berperan dalam lembaga pendidikan, tapi walau
bagaimanapun ini bukan berarti bahwa pemerintah lepas tangan begitu saja. Ya,
kan??? Pendidikan instan ala swasta yang mementingkan bisnis kjadi masalah
besar buat dunia pendidikan. kadang terbaca di iklan-iklan, lembaga pendidikan
yang menawarkan lulus cepat+absen tidak dihitung+dapat ijazah+dll. Sepertinya,
yang penting bagi pendidikan hanyalah dapat ijazah buat kerja saja. Padahal
pendidikan ditujukan untuk membangun moral individu dan tingkat pengetahuannya.
Lalu bagaimana caranya agar pendidikan bisa murah?? Wah, ini bukan persoalan gampang,dan jelas butuh pemikiran mendalam. Biar dipikir dan merenung dahulu. Tidak dituliskan disini, karena bakal sangat panjang juga.
Lalu bagaimana caranya agar pendidikan bisa murah?? Wah, ini bukan persoalan gampang,dan jelas butuh pemikiran mendalam. Biar dipikir dan merenung dahulu. Tidak dituliskan disini, karena bakal sangat panjang juga.
Korupsi Dalam Dunia Pendidikan Di Sekolah
Tahukah anda?? korupsi tidak hanya ada di
kalangan anggota dewan, tapi di dunia sekolah juga ada, bahkan di kalangan
masyarakat kecil.
Contoh sebagian kecil korupsi yang terjadi di
dunia sekolah antara lain:
-
Terlambat dating ke sekolah.
-
Membolos sekolah.
-
Tidak memperhatikan pelajran.
-
Menyontek saat ulangan atau ujian.
-
Tidur saat pelajaran.
-
Tidak mengajar (bagi Guru).
-
Terlambat dating ke kelas (bagi Guru dan
Siswa).
-
Menggunakan fasilitas sekolah yang bukan
haknya.
-
Dan masih banyak lagi.
contoh-contoh
di atas itu termasuk korupsi yang sering tidak kita sadari di sekolah.
Dibawah ini saya kasih contoh yang bisa jadi
fakta sebenarnya:
Sekian dulu yaa,, posting kali ini,, semoga
bermanfaat. :)
Sampai jumpa, jangan lupa kembali lagi di blog
saya ini biar rame. :D